Tahun baru
kali ini aku di tanah orang. Tak ada yang istimewa sebenarnya, seperti banyak
tahun yang aku lalui. Kecuali saat aku kecil, saat justru aku tak tahu bahwa
kembang, lagu dan puisi menjadi ungkapan cinta.
Sebenarnya
sore hari 31 Desember aku bisa saja duduk di cafe tepi Pantai Melawai, sambil
menikmati ombak Teluk Balikpapan yang tenang. Atau menelusuri jalan minyak yang
lengang diapit hutan Kalimantan yang diam dan jajaran kilang minyak yang
berderet angkuh.
Nyatanya tidak, aku bahkan membatalkan rencanaku untuk hang out bersama teman-teman kantor,
memandangi warna warni kembang api, atau menyesap beberapa teguk bir diiringi
dentuman musik yang membuat trance di
sudut club.
Aku hanya
sedang kangen kamu. Ya, kamu yang saat ini terbaring di sisiku bersama dengan
begitu banyak jejak kebersamaan. Tidurlah, agar mimpi bisa tersimpan dalam
kemasan yang bisa kita bawa kemanapun, seperti kita membawa nafas kita. Suatu
saat nanti, kemasan mimpi itu akan kita buka untuk melunasi perjalanan
meraihnya.
Tidurlah,
agar dalam mimpi kamu bisa mendengarku bernyanyi. Tapi jangan anggap bahwa
nyanyianku adalah mimpi. Aku hanya sedang lupa caranya menyanyikan lagi cinta.
Tapi percayalah, senandung itu masih terdengar jelas jika kamu bisa menyusup ke
dalam ruang hatiku.
Esok, ketika
aku baru bisa terlelap dan kamu sudah terjaga, pergilah ke toko bunga di
seberang jalan. Kau ambillah pesanan bungaku untukmu, ada puisiku di situ.
Kumohon, ambillah
sendiri, karena aku malu jika harus menyerahkannya sendiri untukmu.
Selamat
Tahun Baru......