15 November 2013

LALU KUTANYA, APA ITU JIWA

"Kekasih, bisakah kau berikan jawaban untukku, apa itu jiwa? Semalam aku telah menanyakannya kepada mimpi tidurku. Dia tak punya jawaban."

Tapi mungkin lebih baik tak kita peroleh jawaban itu. Karena aku takut setelah menemukannya, aku takkan mencarinya lagi. Biarkan dia menampakkan dirinya sendiri suatu saat nanti. Yang penting bagiku, kita tetap rukun dalam menjalani hidup dengan arah yang kita pilih.

Lihatlah di luar sana, terlalu banyak manusia yang terseok-seok menekuri jalan yang bahkan telah mereka pilih sendiri. Tak jarang mereka mengeluh panjang pendek, tetapi herannya mereka tak beranjak dari jalan itu untuk kemudian memilih jalan lain.
Ah,... tetapi mungkin justru jalan yang mereka pilih, untuk merutuki dan menyalahkan semua keadaan.

Kekasih, masih percaya padaku kan? Bahwa hari-hari takkan pernah sama. Matahari pasti muncul setiap hari, tapi angin bisa bebas memilih akan bertiup dari utara atau selatan. Atau apakah mendung akan menyelimutinya atau tidak. Selalu saja berbeda. Maka seperti permainan, selalu saja ada harapan untuk menang, untuk membereskan semua tantangannya. Jika gagal, kita bisa mencobanya lagi. Tapi kita akan tetap memainkannya bukan? Karena jika tidak, kita pasti telah kalah sebelum memainkannya.


Kekasih, penting bagiku untuk selalu pulang ke rumah kita yang selalu kau rawat. Di sana kau masak bahan makanan yang sederhana menjadi hidangan yang memiliki aroma kebahagiaan. Di sana kau siapkan peraduan yang bersahaja menjadi tempat rehat yang nyaman.

Oiya kekasih, penting juga bagiku, kau takkan lelah berpegangan pada lenganku. Tetap sabar meski kuminta sedikit uang belanjamu demi beberapa batang rokok untukku.